Perajin tempe mulai mengeluhkan dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah sehingga menyebabkan naiknya harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama pembuatan tempe.

Jumlah produksi tempe di tempat tersebut belum sepenuhnya normal karena aktivitas jual beli di pasar yang belum ramai setelah libur Lebaran.

Sepanjang April-November 2022, realisasi penyaluran kedelai bantuan untuk produsen tahu tempe baru mencapai 163.661 ton. Padahal, jumlah kedelai yang disiapkan untuk kebijakan itu mencapai 200.000 ton per bulan.

Harga kedelai yang terus merangkak naik dikeluhkan para perajin tempe yang enggan menaikkan harga dan mengurangi kualitas. Mereka mengharapkan stabilitas harga, bukan subsidi yang hanya berdampak sesaat.