Semua elemen kekuatan demokrasi di Asia Tenggara harus betul-betul menata kembali komitmen pembangunan demokrasi di tingkat kawasan.

Belajar dari pemilu Filipina 2022, Indonesia tidak mungkin menggunakan ”e-voting” dan ”e-counting” dalam Pemilu 2024. Selain UU Pemilu tidak memberikan ruang untuk itu, integritas pemilu juga akan dipertaruhkan.

Medsos memainkan peran penting dan berpengaruh besar dalam pemilu di Filipina. Para propagandis ”Bongbong” menggunakan medsos untuk membersihkan sejarah, tujuannya untuk memberikan ”penghargaan baru” terhadap Marcos Sr.

Ferdinand Marcos Jr selangkah lagi akan menjadi pemimpin Filipina, setelah 98 persen suara masuk dan menyatakan keunggulannya. Tapi, kemenangan itu dibalut kerja pendengung untuk menyebarluaskan kabar palsu.

Dari 10 kandidat presiden, Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr, putra mendiang diktator Ferdinand Marcos, tampak diunggulkan. Namun, pesaing utamanya Wakil Presiden Leni Robredo, tidak bisa diremehkan

Keluarga Marcos berusaha kembali membangun dinastinya setelah Ferdinand Marcos Jr, anak mendiang diktator Ferdinand Marcos, mencalonkan diri menjadi presiden Filipina dalam pemilu 2022.