Saat menerima kabar memenangi Golden Leopard, penghargaan tertinggi Festival Film Locarno, rombongan sineas Indonesia yang baru kembali sedang menjalani karantina. Beruntung, salah satu produser masih berada di Italia.

Film menjadi alat bagi Edwin untuk menunjukkan dan mempertanyakan masalah-masalah yang belum selesai, baik yang terjadi di masa lampau maupun sekarang. Edwin berkarya dengan melihat apa yang terjadi di sekitar kita.

Dunia perfilman Tanah Air terenyak saat ”Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” dinyatakan sebagai film terbaik Locarno Film Festival. Tak kalah mengejutkan, rumah produksi Watchdoc menyabet Ramon Magsaysay Award.

Yang mendesak adalah perbaikan secara radikal kondisi belajar, bekerja, dan berkarier di Tanah Air sendiri sehingga orang-orang terhebat di dunia terpikat dan kerasan bekerja di sini. 

Film The Science of Fictions direncanakan tayang di Busan, Korea Selatan pada 3-12 Oktober 2019. Karya sineas Indonesia itu akan diputar pada Busan International Film Festival.

Lukman Sardi (48) terpukau mendapati antusiasme publik menyambut Locarno Film Festival di Locarno, Swiss, Jumat (16/8/2019). Tak hanya pengunjung dari sejumlah negara, warga setempat pun berbondong-bondong ke beberapa bioskop di Locarno.

Yudi Ahmad Tajudin (47) bersiap terbang ke Tokyo, Jepang. Sutradara teater itu akan mengadakan lokakarya, presentasi, dan pementasan Peer Gynts – Asylum’s Dreams pada 23 Agustus-6 September mendatang. Pertunjukan itu tentang orang-orang yang dipaksa pergi dari rumah, bahkan negaranya.

Yosep Anggi Noen (36) bersiap menggarap film ”Seorang Perempuan Bernama Silah dan Lelaki Bernama Dua”, mengisahkan dua sejoli yang berkenalan dengan aplikasi kencan. Sutradara itu masih menyusun naskah dengan mengamati kemajuan teknologi informasi.