Sebanyak 88 perupa menampilkan karya visual sebagai penghormatan untuk Jakob Oetama. Inisiatif pameran bukan berasal dari Bentara Budaya Yogyakarta, melainkan dari beberapa seniman.

Kegelisahan ini adalah cermin dari bagaimana Jakob Oetama menjalani kehidupan di dunia sebagai sebuah ziarah. Perjalanan ziarahnya bukan ke tempat suci, melainkan ke dunia yang penuh tantangan, sebagai seorang wartawan.

Seniman lintas zaman Titiek Puspa memiliki kenangan tersendiri mengenai sosok Jakob Oetama. Selain sebagai bapak, bagi Titiek Puspa, sosok Jakob Oetama juga menjadi salah satu pendukung kariernya.

Hampir setengah abad setelah penganugerahan Bintang Mahaputera kepada Jakob Oetama, kini betapa nyata pengaruh pendiri harian ”Kompas” itu dalam pemajuan pembangunan Indonesia pada dunia pers dan demokrasi.

Ketua MPR Bambang Soesatyo memimpin serah terima jenazah Jakob Oetama di Gedung Kompas Gramedia.

Kepala Badan Nasional Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo menyampaikan dukacita atas meninggalnya pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama. Menurut dia, Jakob Oetama adalah sosok yang peduli lingkungan.

Dari politikus, akademisi, pengusaha, hingga budayawan mengenal sosok Jakob Oetama dengan cerita yang beragam.

Jakob Oetama menjadi sosok penting dari Kelompok Kompas Gramedia. Pemikiran dan bimbingan yang diambil sebagai seorang pemimpin membentuk budaya bekerja adalah ibadah.