Erupsi efusif di Gunung Karangetang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, terus berlangsung hingga memasuki hari keempat. Situasi masih tergolong aman, tetapi puluhan warga yang tinggal di sisi barat daya gunung mengungsi.

Hujan berintensitas tinggi beberapa hari terakhir berpotensi memicu ancaman bencana di sekitar gunung berapi. Meski tidak memengaruhi aktivitas gunung api secara langsung, hujan lebat berpeluang menimbulkan lahar hujan.

Aktivitas Gunung Karangetang di Pulau Siau, Sulawesi Utara, saat ini berpusat di kawah II di sisi utara. Erupsi yang mungkin terjadi bersifat efusif (guguran lava dan awan panas) serta eksplosif strombolian (lontaran batu atau lava pijar disertai abu).

Guguran lava Gunung Karangetang, Sitaro, Sulawesi Utara merusak jalan raya, jembatan, dan perkebunan warga. Jumlah pengungsi akibat guguran lava Gunung Karangetang yaitu 190 jiwa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro menaikkan status Gunung Karangetang menjadi Tanggap Darurat.

Gunung Karangetang, Sitaro, Sulawesi Utara terus mengeluarkan asap tebal dan guguran lava pada Minggu kemarin hingga Senin hari ini (4/2/2019).

119 warga mengungsi akibat guguran lava Gunung Karangetang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara. Guguran lava Gunung Karangetang mendekati permukiman warga di sekitar Kali Malebuhe dan Batu Are pada Sabtu kemarin (2/2/2019).

Sebanyak 22 warga Desa Batubulan, Kecamatan Siau Barat Utara, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, akhirnya diungsikan menyusul erupsi Gunung Karangetang, Sabtu (2/2/2019) pagi. Aktivitas Karangetang hingga Sabtu malam dilaporkan terus berlangsung dengan mengeluarkan bara api di puncak gunung.