Tekanan inflasi di AS relatif kuat, memunculkan istilah ”stubborn inflation”. Jangan harap suku bunga inti turun cepat.

Federal Reserve memproyeksikan, inflasi bisa diredam tanpa harus sangat membatasi laju pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, kenaikan suku bunga acuan tetap diperlukan. Indonesia tidak terlalu terpengaruh.

Sebanyak 4.844 bank di AS sedang menghadapi persoalan yang sama, yakni salah satunya adalah penurunan nilai aset bank-bank akibat kenaikan suku bunga yang dilakukan bank sentral AS atau Fed.

”Studi empiris kami tentang sektor perbankan AS memperlihatkan bank-bank besar tidak meminjamkan dana ke usaha kecil,” kata Richard Werner, profesor perbankan dan ekonomi University of Winchester.

Para investor pasar keuangan global menantikan pertemuan Jackson Hole di Wyoming, Jumat (27/8/2021) pukul 22.00 WIB, yang diharapkan dapat memperjelas arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Fed.

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan dapat mencapai 4,1-4,4 persen pada 2021. Namun, pandemi Covid-19 yang kembali meluas menjadi salah satu kendala dalam mencapai batas atas kisaran angka pertumbuhan tersebut.

Walaupun Fed berencana membalik arah kebijakannya, tampaknya tidak akan terlalu memengaruhi pasar keuangan negara berkembang. Bagi investor ritel, risiko akan tetap ada, tetapi tidak sebesar seperti dampak tapering 2013.

Bank Indonesia kemungkinan besar tetap menyesuaikan arah suku bunga acuan dengan kebutuhan perekonomian dalam negeri dan dinamika ekonomi global. Secara global, suku bunga rendah atau negatif menjadi tren.