logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊInflasi Masih Tinggi, Suku...
Iklan

Inflasi Masih Tinggi, Suku Bunga Akan Naik Lagi

Federal Reserve memproyeksikan, inflasi bisa diredam tanpa harus sangat membatasi laju pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, kenaikan suku bunga acuan tetap diperlukan. Indonesia tidak terlalu terpengaruh.

Oleh
KRIS MADA, AGNES THEODORA,, JOICE TAURIS SANTI, BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Β· 1 menit baca
Layar di Bursa Saham New York menampilkan Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell pada Rabu (26/7/2023). Powell mengumumkan, suku bunga acuan kembali naik 0,25 persen menjadi 5,5 persen. Dengan demikian, suku bunga acuan AS mencapai aras tertinggi dalam 22 tahun terakhir.
AP PHOTO/SETH WENIG

Layar di Bursa Saham New York menampilkan Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell pada Rabu (26/7/2023). Powell mengumumkan, suku bunga acuan kembali naik 0,25 persen menjadi 5,5 persen. Dengan demikian, suku bunga acuan AS mencapai aras tertinggi dalam 22 tahun terakhir.

WASHINGTON DC, KAMIS - Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve memastikan masih ada peluang suku bunga acuan naik lagi. Padahal, suku bunga acuan sekarang sudah mencapai aras tertinggi dalam 22 tahun terakhir. Inflasi yang masih di atas target Federal Reserve jadi alasan peluang kenaikan masih terbuka. Apalagi, peluang resesi semakin mengecil.

Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengumumkan, inflasi berulang kali terbukti lebih tinggi dari yang diproyeksikan. β€œKita harus siap mengikuti data dan mempertimbang sejauh ini, kita bisa sedikit lebih sabar sembari tetap teguh menanti semua ini selesai,” kata dia, Rabu (26/7/2023) siang waktu Washington DC atau Kamis dini hari WIB.

Editor:
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
Bagikan