Demokrasi perwakilan atau tak langsung hanya mungkin ada kalau ada pemilu.

Faktor yang bisa memengaruhi kerja efek ekor jas, baik positif maupun negatif, adalah ketokohan di tingkat lokal.

Data menunjukkan bahwa selama lebih dari 20 tahun terakhir, tingkat party id Indonesia sangat rendah, yaitu di kisaran 10-15 persen saja. Artinya, hampir 90 persen pemilih tidak punya ikatan emosional dan psikologis.

Indonesia’s democratic responsiveness is now going through a tough test, ironically triggered by incidents within the state institutions, which should ideally be the source of that responsiveness.

Tahun 2023 adalah masa untuk penyiapan Pemilu 2024. Diprediksi tahun politik 2023 akan fokus pada adu strategi kanidat capres dan partai politik dalam membangun koalisi. Seperti apa konfigurasi koalisi yang terbentuk ?

The key variables in 2009, 2014 and 2019 were the high electability of prospective presidential nominees and the existence of popular incumbents, so the map of potential alliances was predictable.

Dibandingkan tiga pilpres terakhir, keadaan menjelang 2024 menghadirkan lebih banyak variabel yang tidak mudah diprediksi. Namun, di tengah ketidakpastian koalisi ada satu variabel pengunci, yaitu bakal calon dominan.

Rakernas PAN memutuskan sembilan nama bakal capres yang akan diajukan partai itu pada Pilpres 2024. Namun, dari sembilan nama itu, hanya ada satu kader PAN yang dipilih, yakni Ketua Umum Zulkifli Hasan.