Menu
Cari
Berlangganan
Masuk
Mobile App
Reward
Kompas Hari Ini
Baru
Gerai
Institute
Weekend
Beranda
Polhuk
Pilkada 2024
Ekonomi
Wirausaha
Opini
Artikel Opini
Analisis Ekonomi
Analisis Budaya
Analisis Politik
Kolom
Tajuk Rencana
Surat Pembaca
Humaniora
Dikbud
Ilmiah Populer
Iptek
Kesehatan
Dana Kemanusiaan Kompas
Nusantara
Metro
Internasional
Olahraga
Tokoh
Sosok
Wawancara
Figur
Nama & Peristiwa
Gaya Hidup
Kendara
Gawai
Kuliner
Mode
Properti
Riset
Kajian Data
Linimasa
Survei
Investigasi
Tutur Visual
Video
Video Berita
Program
Dokumenter
Lainnya
demokrasi di Filipina
Ferdinand Marcos Jr selangkah lagi akan menjadi pemimpin Filipina, setelah 98 persen suara masuk dan menyatakan keunggulannya. Tapi, kemenangan itu dibalut kerja pendengung untuk menyebarluaskan kabar palsu.
Bagikan
Informasi Menyesatkan Mengelilingi Kembalinya Dinasti Marcos
Ferdinand Marcos Jr selangkah lagi akan menjadi pemimpin Filipina, setelah 98 persen suara masuk dan menyatakan keunggulannya. Tapi, kemenangan itu dibalut kerja pendengung untuk menyebarluaskan kabar palsu.
Internasional
·
11 Mei 2022 · 14:56 WIB
Dinasti Marcos Kembali, Erosi Demokrasi di Kawasan Berlanjut
Ferdinand Marcos Jr atau Bongbong unggul jauh atas pesaing utamanya, Leni Robredo, dalam pemilihan presiden Filipina 2022. Keunggulan Bongbong diyakini akan membawa pembusukan demokrasi lebih dalam di Filipina.
Internasional
·
11 Mei 2022 · 08:04 WIB
Nobel 2021 Suluh bagi Jurnalisme
Penghargaan Nobel Perdamaian 2021 yang dianugerahkan kepada Maria Ressa dan Dmitry Muratov menjadi suluh bagi pers dunia, termasuk di Indonesia.
Opini
·
11 Oktober 2021 · 07:00 WIB
Sara Duterte Disiapkan Jadi Pengganti Ayahnya
Jika Sara mencalonkan diri pada pemilu presiden tahun depan, bukan hanya para pendukungnya yang akan senang, melainkan juga birokrat dan taipan yang menjadi semakin sejahtera di masa kepemimpinan Duterte.
Internasional
·
16 April 2021 · 13:18 WIB
Vonis bagi Maria Ressa, Ancaman bagi Kebebasan Pers di Filipina
Vonis pengadilan di Filipina terhadap wartawan senior Maria Ressa atas laporan berita di laman Rappler, yang dikelolanya, dinilai merupakan pukulan bagi demokrasi di Filipina.
Internasional
·
16 Juni 2020 · 05:35 WIB
Iklan