Banyak orang tidak sadar bahwa informasi yang mereka terima dari teknologi AI bisa saja salah atau bahkan sesat.

AI telah membangun hegemoni baru dalam cara wartawan memproduksi informasi. AI bisa menjadi rekan kerja, tetapi bisa juga menjadi penguasa informasi.

Meskipun terkesan sebagai pemain baru dalam bidang teknologi kecerdasan buatan, China sejatinya telah menggungguli AS sejak tahun 2017.

Kehadiran DeepSeek mengusik dominasi AS dalam pengembangan kecerdasan buatan.

Perusahaan raksasa teknologi berlomba-lomba memperluas kapasitas pusat data. Di antara mereka menyebut akan menggunakan pembangkit nuklir untuk kebutuhan daya.

Kecerdasan buatan hanya menjadi alat bantu dalam dunia jurnalisme, ketelitian dari jurnalis tetap diutamakan. Dewan Pers membuat pedoman penggunaan AI bagi jurnalis.

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya segera membuka program studi baru berbasis kecerdasan buatan (AI).

Wujud dan kemampuan robot humanoid semakin mendekati manusia. Dalam beberapa tahun ke depan, robot ini diyakini sudah menguasai hidup manusia.