logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊMenakar Tanda-tanda Awal...
Iklan

Menakar Tanda-tanda Awal Melemahnya KPK

Operasi tangkap tangan KPK terhadap Bupati Sidoarjo Saiful Ilah dan komisioner Komisi Pemilihan Umum, Wahyu Setiawan, awal Januari 2020, merupakan kabar baik di tengah keraguan publik. Namun, operasi itu penuh rintangan.

Oleh
Kurnia Yunita Rahayu
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2aisu1uokNmF0K0kp4Z-718r7JM=/1024x691/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2Ff4aa86b2-049d-4c61-b453-87a13aaccdbc_jpg.jpg
KOMPAS/SHARON PATRICIA

Pimpinan KPK jilid V, Firli Bahuri (tengah) sebagai ketua dan empat lainnya sebagai wakil, yaitu (dari kiri) Nurul Ghufron, Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, dan Nawawi Pomolango.

JAKARTA, KOMPAS β€” Operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK terhadap Bupati Sidoarjo Saiful Ilah dan komisioner Komisi Pemilihan Umum, Wahyu Setiawan, awal Januari 2020, merupakan kabar baik di tengah keraguan publik akan pimpinan dan dasar hukum yang baru bagi lembaga antirasuah. Namun, di sisi lain, operasi berjalan terseok-seok. Selain ada dugaan gagal menggeledah dan menangkap sasaran, kerja KPK pun menjadi lambat.

Hal itu tampak dari proses kerja pasca-penangkapan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan, terkait kasus korupsi penggantian antarwaktu (PAW) anggota DPR, di Jakarta, Rabu (8/1/2020), kemudian menetapkan Wahyu sebagai tersangka pada Kamis (9/1/2020). Pada pengalaman sebelumnya, penangkapan dan penetapan tersangka akan segera disusul dengan penggeledahan sejumlah lokasi terkait kasus.

Editor:
khaerudin
Bagikan