logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊTol Yang Kurang Sejalan
Iklan

Tol Yang Kurang Sejalan

Penambahan enam ruas tol dalam kota bisa mengurangi kepadatan lalu lintas di Jakarta. Di sisi lain, tol dinilai kurang sejalan dengan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi dan berpotensi meningkatkan pencemaran udara.

Oleh
Antonius Purwanto/Litbang Kompas
Β· 1 menit baca

Penambahan enam ruas tol dalam kota bisa mengurangi kepadatan lalu lintas di Jakarta. Di sisi lain, tol baru dinilai kurang sejalan dengan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi dan berpotensi meningkatkan pencemaran udara.

https://cdn-assetd.kompas.id/PwOsy-jbSlIuzywzrLX76buQzGw=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2FTitik-Awal-Tol-Layang-Jakarta-Cikampek_86062521_1577718917.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS) 23-12-2019

Titik awal naik (bawah) dan turun (atas) Tol Layang Jakarta-Cikampek II di Simpang Susun Cikunir di Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/12/2019). Hari pertama pengoperasian Tol Layang Jakarta-Cikampek II, kendaraan golongan I yang melintas 2.600 unit per jam di satu jalur. Diperkirakan keberadaan tol meningkatkan lalu lintas harian keseluruhan sebesar 5,8 persen, dari 413.000 unit menjadi 437.000 unit. Kebanyakan kendaraan pribadi.

Usulan pembangunan enam ruas tol muncul pada 2005. Namun usulan proyek itu tak kunjung dikerjakan dan sempat menuai polemik.

Editor:
agnesrita
Bagikan