logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊSistem Informasi...
Iklan

Sistem Informasi Penanggulangan Bencana DKI Rawan Terganggu

Jakarta sebenarnya sudah mengadopsi sistem informasi penanggulangan bencana yang diterapkan Jepang sejak 2011. Namun, sistem ini terganggu saat banjir yang melanda awal tahun 2020.

Oleh
Andy Riza Hidayat / Nikolaus Harbowo
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/pmOS4SVTCZ9oRNGOSWg04uKsSu0=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F01%2F20190122_MUSIM-HUJAN_B_web_1548152006.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Hujan membasahi hunian di sekitar jalan inspeksi bantaran Kali Ciliwung yang membelah Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, dan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Senin (22/1/2019). Sedikitnya ada 13 aliran sungai yang mengalir di Jakarta dan Ciliwung adalah yang terbesar. Semakin padatnya hunian di bantaran kali menjadi pekerjaan rumah dalam penataan sungai dalam mengatasi banjir.

JAKARTA, KOMPAS β€” Sistem penanggulangan bencana (disaster information management system/DIMS) yang diterapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta rawan terganggu. Gangguan ini bisa menyebabkan kelumpuhan sistem yang diadopsi dari Jepang sejak 2011. Akibatnya, penanggulangan sebelum bencana, saat bencana, dan sesudah bencana menjadi terhambat.

Sistem DIMS sempat terhenti pada 1 Januari 2020. Ini terjadi karena banyaknya informasi yang masuk melalui situs web Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, yaitu bpbd.jakarta.go.id. ”Kalau informasi masuk terlalu banyak, website kami down. Pada 1 Januari lalu, sistem kami down pada pukul 01.00 dini hari,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Iwan Ibrahim, Sabtu (11/1/2020), di Jakarta.

Editor:
hamzirwan
Bagikan