logo Kompas.id
UtamaTanah adalah ”Belahan Jiwa”
Iklan

Tanah adalah ”Belahan Jiwa”

Sandang, pangan, dan papan adalah tiga kebutuhan pokok manusia yang sulit ditiadakan. Ketiga kebutuhan dasar itu langsung atau tak langsung terkait dengan tanah.

Oleh
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/uJZcnOtIKZmzTnil2P4yX9TStfM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F202001007_ENGLISH-TAJUK-1-AGRARIA_A_web_1578407199.jpg
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Mahasiswa dan Petani yang tergabung bersama Aliansi Tani Jawa Timur berunjukrasa memperingati Hari Tani Nasional di depan gedung DPRD Jawa Timur, Surabaya, Selasa (24/9/2019).

Tanah harta paling berharga bagi sebagian orang, bahkan tak jarang lebih berharga dibandingkan dengan kekeluargaan, persaudaraan, atau pertemanan. Bangsa berperang dengan bangsa lain kadang karena berebut wilayah, khususnya lahan. Keluarga kadang bisa tercerai-berai karena berebut tanah warisan. Konflik sering terjadi karena urusan tanah.

Sebuah pepatah Jawa menggambarkan betapa berharganya tanah: sadumuk bathuk, sanyari bumi, rila den labuhi pati. Dahi tersenggol, sejengkal tanah, rela dibela sampai mati. Tanah dan kepala (dahi) adalah kehormatan. Jika diambil paksa, pastilah akan dibela sampai mati. Tanah itu seperti ”belahan jiwa”.

Editor:
Bagikan