Manisnya Kayu Manis Hutan Meratus
Masyarakat Loksado di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, meramu kayu manis dari hutan Pegunungan Meratus. Untuk memastikan keberlangsungan panen penunjang kehidupan itu, masyarakat pun membudidayakannya.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2FKayu-Manis-Loksado_86131136_1578155444.jpg)
Dua pekerja mengikat kayu manis di tempat pengepul kayu manis di Desa Loklahung, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Sabtu (23/11/2019). Di tingkat pengepul di Loksado, harga kayu manis mencapai Rp 55.000 per kilogram.
Puluhan tahun masyarakat Loksado di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, meramu kayu manis dari hutan Pegunungan Meratus. Mereka merasakan manisnya hidup dari tanaman hutan nonkayu itu. Untuk memastikan keberlangsungan panen tanaman penunjang kehidupan itu, masyarakat pun membudidayakannya.
Sinar mentari di Desa Loklahung, Loksado, Sabtu (23/11/2019) pagi, tak begitu terik. Sehari sebelumnya, dari sore hingga malam, hujan lebat mengguyur wilayah Loksado. Parni (40), warga Desa Loklahung, pun berangkat ke hutan untuk memanen kayu manis (Cinnamomum burmanii). ”Lokasi kebun sekitar 1 jam dari kampung,” ujarnya.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 0 dengan judul "Manisnya Kayu Manis Hutan Meratus".
Baca Epaper Kompas