logo Kompas.id
›
Utama›Okupansi Hotel dan Vila di...
Iklan

Okupansi Hotel dan Vila di Daerah Bekas Bencana Masih Rendah

Tingkat keterisian hotel dan vila di daerah Banten yang terdampak bencana tsunami Selat Sunda, khususnya di Kabupaten Serang dan Pandeglang, dilaporkan belum membaik.

Oleh
ERIKA KURNIA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/8zVXc9Cu-ou6V0NOG8x9fOKfwlk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F20190206_PARIWISATA-BANTEN_C_web_1549435306.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Resor dan hotel di pesisir pantai di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (2/2/2019). Tsunami Selat Sunda yang melanda pesisir Serang hingga Pandeglang, Banten, 22 Desember 2018, membuat sektor pariwisata di kawasan itu belum stabil.

JAKARTA, KOMPAS — Tingkat keterisian hotel dan vila di daerah Banten yang terdampak bencana tsunami Selat Sunda, khususnya di Kabupaten Serang dan Pandeglang, dilaporkan belum membaik. Meski dampak psikologis setelah bencana telah pulih, singkatnya waktu kunjungan wisatawan ke pesisir barat Banten membuat industri hotel tidak stabil.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten Achmad Sari Alam saat dihubungi Kompas di Jakarta, Sabtu (28/12/2019), mengatakan, 15 hari menjelang Tahun Baru, semua hotel di Anyer sampai Tanjung Lesung, Pandeglang, biasanya selalu penuh wisatawan. Namun, hal itu tidak lagi terjadi sejak bencana tsunami pada 22 Desember 2018 hingga saat ini.

Editor:
Pascal Bin Saju
Bagikan