logo Kompas.id
UtamaJatuh Terjengkang Saat Liputan...
Iklan

Jatuh Terjengkang Saat Liputan Maraton

Tiga wartawan ”Kompas” ditugaskan meliput pelaksanaan Borobudur Marathon 2019. Masing-masing mendapat pengalaman tak terlupakan, mulai dari terjatuh, berjalan kaki jauh, hingga bertemu pelari yang juga penyintas kanker.

Oleh
Kristi Dwi Utami/Regina Rukmorini/Megandika Wicaksono
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/F8gEPi_e0q7BTKnGLghutFuZXzs=/1024x940/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2F20191117dnu-Bomar-2019-08_1573975346.jpg
KOMPAS/DANU KUSWORO

Peserta Borobudur Marathon 2019 melakukan pemanasan sebelum dimulainya lomba, Minggu 17 November 2019. Pergelaran tahunan yang ketujuh kali ini diikuti lebih dari 10.000 peserta dari 35 negara.

”Nanti waktu maraton, kita harus bangun sebelum pukul 02.00 karena pukul 03.00 kita sudah harus ada di lokasi lomba. Kalau kita telat, jalan menuju tempat lomba akan ditutup dan kita tidak bisa meliput.”

Kira-kira begitu kalimat yang diucapkan Mbak Regina Rukmorini kepada saya, Selasa (15/10/2019). Mbak Regina yang berinisial EGI adalah rekan sesama wartawan di kantor. Saat itu saya bertanya kepada Mbak Egi yang lebih senior tentang apa saja yang harus dipersiapkan saat liputan maraton.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan