logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊEkspor Karet Remah Menurun,...
Iklan

Ekspor Karet Remah Menurun, Pabrik di Sumut Terus Terpuruk

Berbagai langkah harus diambil untuk menyelamatkan industri karet nasional. Peningkatan serapan karet dalam negeri, yang saat ini baru 15 persen dari produksi nasional, dinilai jadi solusi untuk meningkatkan harga karet.

Oleh
NIKSON SINAGA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/SDLZt_AGqHZJ-sHknd85Z6BtWg8=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2FIMG_0133_1574679155.jpg
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Petani menebang tanaman karetnya karena harga yang anjlok di Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Kamis (14/11/2019). Industri karet nasional terpuruk akibat harga karet di pasar dunia yang terus anjlok.

MEDAN, KOMPAS β€” Ekspor karet remah dari Sumatera Utara periode Januari-Oktober 2019 menurun hingga 9,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ekspor terjadi karena produksi karet petani yang tidak bergairah akibat harga yang masih rendah. Pabrik karet remah pun terpuruk akibat kekurangan bahan baku.

”Dua dari 30 pabrik karet remah di Sumut sudah berhenti beroperasi karena kekurangan bahan baku. Pabrik lainnya mengurangi jam produksi karena bahan baku karet dari petani hanya mampu menutupi 50 persen dari kapasitas terpasang,” kata Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara Edy Irwansyah di Medan, Senin (25/11/2019).

Editor:
Bagikan