logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊTantangan Integrasi...
Iklan

Tantangan Integrasi Transportasi Publik Ibu Kota (1)

Selama tiga tahun terakhir ini, Pemprov DKI Jakarta telah mengembangkan sistem integrasi antarmoda angkutan umum.

Oleh
M Puteri Rosalina
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UIo9lz0g0AbKHn1dReCLQoDyQZ0=/1024x575/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2F70c0f86e-6f2b-41f1-b63e-283f6e20623b_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Halte Jak Lingko yang terhubung dengan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (16/10/2019). Program Jak Lingko mengintegrasikan bus Transjakarta dengan angkutan kota Mikro Trans dan bus kecil. Jak Lingko Tanah Abang melayani delapan rute dan terintegrasi dengan enam rute bus Transjakarta.

Sistem integrasi angkutan umum Ibu Kota mendapat apresiasi positif dari publik Jabodetabek. Namun, frekuensi moda, waktu tunggu, dan lokasi yang nyaman masih butuh perbaikan. Warga pun belum sepenuhnya memanfaatkan moda integrasi yang disediakan pemerintah.

Saat ini wilayah Jabodetabek telah dilayani berbagai moda angkutan umum. Angkutan berbasis rel seperti MRT melayani jalur Lebak Bulus-Bundaran HI dan kereta komuter menghubungkan Bodetabek dengan Jakarta. Jangkauan angkutan itu dibantu oleh kehadiran bus Transjakarta, angkot, dan bajaj sebagai angkutan pengumpan dari lingkungan permukiman menuju stasiun/halte terdekat.

Editor:
Bagikan