logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊKarsa Desa Merawat Jejak...
Iklan

Karsa Desa Merawat Jejak Sejarah

Perbukitan Menoreh menyimpan banyak warisan arkeologi jejak era Mataram Kuno. Sebagian masih berserak di masyarakat. Bertekad merawat sejarah, sejumlah desa coba menjaga.

Oleh
Regina Rukmorini / Kristi Dwi Utami / Haris Firdaus / Gregorius Finesso
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/8jm9ujiUCRBF9Dv-VE5mgERZ3O4=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2FPetilasan-Batu-Candi-yang-Berserak_84900582_1573663773.jpg
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Dokar melintasi kawasan Desa Banyuwangi, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (19/10/2019). Banyak batu peninggalan cagar budaya berserak di sejumlah tempat, sebagian dijadikan fondasi rumah warga.

Suatu sore, awal 2015, Abdul Ghofir, petani Desa Banyuwangi, Kecamatan Bandongan, Magelang, Jawa Tengah, terkejut saat roda traktornya terantuk benda keras. Saat turun, dilihatnya sebongkah batu besar bulat bermuka datar. Diameternya 80 sentimeter dengan tinggi 40 sentimeter. Bergegas ia melapor kepada perangkat desa.

”Waktu itu, kami enggak kaget mendapat laporan itu. Di sekitar lokasi penemuan umpak (batu yang menjadi alas tiang bangunan) oleh Pak Ghofir itu pernah ditemukan yoni dan nandi (arca sapi),” ujar Abdul Cholik, Sekretaris Desa Banyuwangi, pertengahan Oktober 2019.

Editor:
Bagikan