logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊMengingat Tamadun Melayu di...
Iklan

Mengingat Tamadun Melayu di Pulau Penyengat

Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/3DLXLoHM7AXwMrEBAimY9cfRjXY=/1024x687/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2F20191101hei-4_1572612172.jpg
KOMPAS/HERLAMBANG JALUARDI

Gapura menyambut pengunjung Pulau Penyengat di Kepulauan Riau, seperti terlihat pada Kamis (17/10/2019). Pulau Penyengat terletak tak jauh dari Kota Tanjung Pinang. Pulau ini pernah menjadi pusat kebudayaan Kerajaan Riau-Lingga pada abad ke-19, hingga awal abad ke-20.

Pulau Penyengat di Provinsi Kepulauan Riau adalah tempat rujukan yang tepat untuk mengetahui asal-usul bahasa Indonesia. Pada abad ke-19, gerakan literasi di pulau kecil ini tumbuh teramat subur pada era Kerajaan Riau-Lingga. Para pegiatnya dianggap pembangkang oleh pemerintah kolonial Belanda.

β€œPulau ini saya sebut sebagai bustan al-katibin, atau taman para penulis,” kata Raja Malik Hafrizal (47), warga setempat yang tekun mengumpulkan arsip kuno. Dari teras rumahnya yang berlantai kayu, Malik lantas menceritakan kecendekiawanan penduduk pulau itu di masa lampau.

Editor:
Bagikan