logo Kompas.id
UtamaWaspadai Bahaya ”Deepfake”
Iklan

Waspadai Bahaya ”Deepfake”

Kini muncul teknologi baru, yaitu ”deepfake” atau kebohongan mendalam, melalui pengolahan video dan suara. Pemerintah dan aparat keamanan sepertinya perlu segara mewaspadainya.

Oleh
ANDREAS MARYOTO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/g1NFIUGPRAUnNm9F2iUWA7Oj-2A=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F03%2F20190322_PEMILU_E_web_1553258089.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Aparatur sipil negara di lingkup Kementerian Dalam Negeri mengikuti apel bersama untuk menyukseskan Pemilu 2019 dengan damai serta menolak kampanye ujaran kebencian, hoaks, dan fitnah di kompleks Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Jumat (22/3/2019).

Belum lama kita dicekam oleh berbagai berita bohong atau berita dipelintir saat pemilihan presiden yang lalu. Produksi kabar seperti itu juga masih terjadi. Kita belum lagi bisa berbenah dan menangani sepenuhnya masalah ini, kini muncul teknologi baru, yaitu deepfake (kebohongan mendalam) melalui pengolahan video dan juga suara sehingga seolah-olah gambar dan suara tokoh itu asli. Sejumlah negara dan lembaga tengah menghadapi masalah ini. Kita mungkin tinggal menunggu waktu.

Awal tahun ini, sejumlah media melaporkan penggunaan teknologi berbasis Generative Adversarial Network itu. Namun, seperti dugaan salah satu peneliti, akhir tahun ini bakal heboh soal penyalahgunaan deepfakes. Media Financial Times pekan lalu membuat laporan panjang mengenai penyalahgunaan teknologi berbasis kecerdasan buatan ini. Mereka menyebut beberapa tokoh di beberapa negara telah jadi korban. Di Malaysia tengah ribut soal dugaan hubungan khusus Menteri Urusan Ekonomi Azmin Ali dengan menteri lain. Banyak kalangan jadi korban deepfake, tetapi ada yang percaya bila video itu asli.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan