logo Kompas.id
UtamaDari Tanjung Pinang hingga...
Iklan

Dari Tanjung Pinang hingga Alor, Sama-sama Merawat Bahasa Indonesia

Di Tanjung Pinang,  Kepulauan Riau kaum muda giat menafsirkan syair klasik Melayu yang jadi tulang punggung bahasa Indonesia. Nun jauh di timur, di Pulau Alor,  orang-orang mempraktikkan  bahasa Indonesia dengan elok.

Oleh
Herlambang Jaluardi dan Soelastri Soekirno
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/xLqh3RSyJqBz6Fj9yVlb2WOWvrE=/1024x565/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2F20191028hei-6_1572257574.jpg
KOMPAS/HERLAMBANG JALUARDI

Sanggar Seni Titah Tuanku mengikuti Lomba Visualisasi Gurindam XII di Gedung Daerah Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Kamis (17/10/2019). Seluruh peserta mengalihrupakan naskah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji, yang juga mengkaji bahasa Melayu yang kelak mewujud sebagai bahasa Indonesia.

Di Tanjung Pinang,  Kepulauan Riau kaum muda giat menafsirkan syair klasik Melayu yang jadi tulang punggung bahasa Indonesia. Nun jauh di timur, tepatnya di Pulau Alor,  orang-orang mempraktikkan  bahasa Indonesia dengan  elok dan benar. Mereka yang di hulu dan hilir sama-sama merawat bahasa Indonesia.

Kamis (17/10/2019), keramaian terlihat di halaman rumah dinas gubernur Kepulauan Riau. Di sana digelar Festival Gemala yang ditaja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bekerja sama dengan pemerintah setempat.  Festival diisi antara lain acara balas pantun dan  tarian zapin massal yang melibatkan 500 siswa. Selain itu, digelar  lomba visualisasi naskah Gurindam Dua Belas, karya Raja Ali Haji tahun 1847.

Editor:
budisuwarna
Bagikan