logo Kompas.id
UtamaPengajaran Minim...
Iklan

Pengajaran Minim Kontekstualisasi

Kemampuan literasi dan numerasi yang merupakan landasan berpikir tingkat tinggi memerlukan metode pemelajaran yang kontekstual.

Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/aTlrPXImIgcrApIkqkHrdvJEb5Q=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2F20191024-dne-smeru_1571926105.jpg
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR

Kiri ke kanan: moderator Florischa Ayu, peneliti Smeru Goldy Fariz Dharmawan, peneliti Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan Nisa Felicia, Kepala Pengajaran dan Pemelajaran Tanoto Foundation Ujang Sukandi, dan peneliti Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rahmawati pada diskusi ”Asesmen Kemampuan Literasi dan Numerasi Anak”, di Jakarta, Kamis (24/10/2019).

JAKARTA, KOMPAS — Kemampuan literasi dan numerasi yang merupakan landasan berpikir tingkat tinggi memerlukan metode pemelajaran yang kontekstual. Hal ini masih menjadi tantangan di mayoritas sekolah di Indonesia karena sistem pemelajaran dan asesmen tanpa disadari tetap berpegang teguh kepada metode satu arah dan menghapal.

Fakta itu mengemuka dalam Forum Kajian Pembangunan 2019 oleh Institut Penelitian Smeru. Pada Kamis (24/10/2019), mereka mengadakan diskusi dengan topik ”Asesmen Kemampuan Literasi dan Numerasi Anak” yang diselenggarakan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Editor:
yovitaarika
Bagikan