logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPengenalan Risiko Diperlukan...
Iklan

Pengenalan Risiko Diperlukan untuk Cegah Kebutaan Dini

Kejadian kebutaan di Indonesia mencapai 250.000 jiwa per tahun. Potensi tersebut bisa dikurangi dengan pengenalan faktor risiko dari penyakit mata. Terlalu dekat dengan gawai juga perlu dibatasi.

Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/J8GxLYM9WCSf6jvSh_y2YFwOMN8=/1024x497/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2F93eb3734-c912-4cf2-8cdd-1be7aed263e7_jpg.jpg
KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA

Pengunjung mencoba kacamata baca yang ditawarkan petugas kesehatan dalam peringatan Hari Penglihatan Sedunia di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/10/2019).

BANDUNG, KOMPAS β€” Kejadian kebutaan di Indonesia mencapai 250.000 jiwa per tahun. Potensi tersebut bisa dikurangi dengan pengenalan faktor risiko dari penyakit mata. Terlalu dekat dengan gawai juga perlu dibatasi untuk mengistirahatkan mata.

Dalam peringatan Hari Penglihatan Sedunia yang dilaksanakan di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/10/2019), Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Anung Sugihanto menjelaskan, faktor risiko berupa penyakit bawaan dari keluarga yang berpotensi menimbulkan gangguan pada mata perlu dikenali. Riwayat tersebut bisa dikonsultasikan dengan tenaga kesehatan sehingga gangguan mata bisa dihindari.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan