logo Kompas.id
UtamaLawan Radikalisme dengan...
Iklan

Lawan Radikalisme dengan Gerakan Kebudayaan

Radikalisme terus berkembang secar masif, bahkan ditanamkan sejak dini kepada anak-anak sekolah dasar. Untuk melawan paham itu, gerakan kebudayaan harus diperkuat.

Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/DsxZhP_C7aPtfEKMyO7bXmo4cD8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F04%2F20190429_TARI_F_web_1556541953.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Pelajar merayakan keberhasilan mereka membawakan tari jaranan sambil membentuk bermacam formasi dalam acara Solo Menari di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Senin (29/4/2019). Untuk melawan radikalisme, gerakan kebudayaan, termasuk mencintai seni tradisi, harus diperkuat.

SOLO, KOMPAS — Radikalisme terus berkembang secara masif, bahkan ditanamkan sejak dini kepada anak-anak sekolah dasar. Untuk melawan paham itu, gerakan kebudayaan harus diperkuat.

Hal itu disampaikan Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo Pr dalam seminar kebangsaan bertema ”Pancasila di Tengah-tengah Radikalisme” yang digelar Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Solo dan Badan Pengurus Pusat Yayasan Ignatius Joseph Kasimo Jakarta, di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (12/10/2019). Turut menjadi narasumber dalam seminar ini ialah peneliti senior CSIS J Kristiadi dan Rektor Universitas Cenderawasih, Jayapura, Apolo Safanpo.

Editor:
aufrida wismi
Bagikan