logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPolitik Ampas
Iklan

Politik Ampas

Pilihan untuk merawat kebinekaan di mana-mana begitu sulit dan memakan waktu panjang serta gradual. Jauh lebih mudah untuk mengobarkan benih-benih counter-toleransi.

Oleh
Tulus Sudarto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/d-oL3Fe4Wg8gWAzzoQPqmTstXw8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20190701_ENGLISH-TEMATIK_B_web_1561986278.jpg
KOMPAS/ALIF ICHWAN

Warga melintas mural bergambar Presiden ke 4 Indonesia Abdurrahman Wahid atau yang dikenal Gus Dur di jalan, Kartini, Depok, Senin (24/6/2019) Gus Dur berpesan "Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang. Orang tidak tanya agamamu". Mural ini memberikan pelajaran dan pesan akan tingginya rasa toleransi beragama di Indonesia.

Adalah George McTurnan Kahin (1918-2000), Indonesianis asal Amerika Serikat yang mendirikan Modern Indonesia Project di Cornell University New York.

Gairahnya pada keindonesiaan muncul dari fakta begitu mudahnya bangsa ini meremehkan dan menyalahartikan setiap bentuk perjuangan untuk integritas kebangsaan (B Tulus Wardaya, Membangun Republik).

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan