logo Kompas.id
โ€บ
Utamaโ€บArswendo Angkat Komik dari...
Iklan

Arswendo Angkat Komik dari Stigma Berhala

Tahun 1970-1980, ketika nyaris sebagian besar media di Indonesia dipenuhi foto-foto seremonial politisi-politisi Orde Baru, tiba-tiba muncul gambar-gambar komik di sejumlah majalah.

Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4pfmLR-2Uru4wD2LK6VNfANSOgw=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190928_190425_1569755300.jpg
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN

Pengunjung membaca komik dalam Festival Cergam โ€Komik Itu Baikโ€ Tribute untuk Arswendo Atmowiloto di Galeri Dia.lo.gue, Jakarta, Sabtu (28/9/2019).

Tahun 1970-1980, ketika nyaris sebagian besar media di Indonesia dipenuhi foto-foto seremonial politisi-politisi Orde Baru, tiba-tiba muncul gambar-gambar komik di sejumlah majalah. Pada saat itu, komik masih dianggap sebagai berhala karena penuh kekerasan dan eksploitasi sehingga dianggap merusak pikiran anak muda.

Stigma buruk terhadap komik ternyata sudah berlangsung lama. Tahun 1954 bahkan sempat muncul gelombang protes terhadap komik di Indonesia dan Amerika Serikat karena komik dianggap merusak pikiran anak-anak muda.

Editor:
yovitaarika
Bagikan