logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊTidur Masih Diabaikan
Iklan

Tidur Masih Diabaikan

Masyarakat Asia masih abai dengan tidur karena tidur masih dianggap sebagai simbol kemalasan dan kurang produktif. Padahal, tidur yang cukup sesuai dengan umur penting bagi kesehatan otak, jiwa, dan raga.

Oleh
M Zaid Wahyudi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/uwEgw4ZmhIy1u8PMGpxQGnLes1s=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F1d525e9a-01d8-49b4-8c6c-decbbe2fcaa7_jpg-1.jpg
KOMPAS/MUCHAMAD ZAID WAHYUDI

Ahli kesehatan tidur dari Sekolah Pascasarjana Kedokteran Duke-Universitas Nasional Singapura, Michael WL Chee (kiri), dan Kepala Pemasaran AIAGroup Stuart A Spencer dalam peluncuran gerakan #OneMoreHour di Singapura, Senin (16/9/2019). Gerakan itu diluncurkan untuk meningkatkan waktu tidur masyarakat Asia agar sesuai dengan standar kesehatan sehingga bisa meningkatkan kesehatan, produktivitas, dan kesejahteraan masyarakat.

SINGAPURA, KOMPAS β€” Masyarakat Asia masih abai dengan tidur karena tidur masih dianggap sebagai simbol kemalasan dan kurang produktif. Padahal, tidur yang cukup sesuai dengan umur penting bagi kesehatan otak, jiwa, dan raga.

Orang dewasa membutuhkan tujuh hingga sembilan jam tidur malam setiap hari. Anak dan remaja membutuhkan waktu tidur yang lebih besar dari waktu tidur orang dewasa. Namun, waktu tidur masyarakat Asia rata-rata kurang dari itu.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan