logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊManisnya Relasi Dagang, Pasar ...
Iklan

Manisnya Relasi Dagang, Pasar dan Pelaku Nasional Jadi Korban?

Di era perdagangan bebas, relasi dagang menjadi pilihan agar arus ekspor-impor antarnegara terjaga. Akan tetapi, sejumlah kebijakan yang dibuat untuk tujuan tersebut justru berpotensi menekan pasar dalam negeri.

Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5P5NTGiLswl5ocbVAL4YyOICymo=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F20190206_PETANI-TEBU_A_web_1549453600.jpg
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Petani tebu berbincang sesaat sebelum bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/2/2019). Pada pertemuan tersebut petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia menyampaikan berbagai hal seperti harga jual yang rendah, masuknya gula impor saat musim panen tebu, meminta agar pabrik-pabrik tebu milik BUMN direvitalisasi.

Di era perdagangan bebas, relasi dagang menjadi pilihan agar arus ekspor-impor antarnegara terjaga. Akan tetapi, sejumlah kebijakan yang dibuat untuk tujuan tersebut justru berpotensi menekan pasar dalam negeri.

Salah satunya adalah rencana penurunan angka batas International Commission For Uniform Methods of Sugar Analysis (ICUMSA) untuk impor gula mentah (raw sugar) sebagai bahan baku gula kristal rafinasi. Kementerian Perdagangan akan menurunkan batas standar ICUMSA dari 1.200 internasional unit (IU) menjadi 200 IU.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan