logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPerintis Menembus Pedalaman...
Iklan

Perintis Menembus Pedalaman Papua

Masyarakat di pedalaman Kabupaten Boven Digoel dan sekitarnya di Papua merasakan dampak dari dibukanya penerbangan perintis. Sebelum ada penerbangan perintis, mereka harus jalan kaki menembus hutan, berjam-jam lamanya.

Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/vG2UHL-UGw_81kIKwfVvZPraHd8=/1024x682/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2F20111213JOSd-1.jpg
Kompas/B Josie Susilo Hardianto

Anak-anak Distrik Oklip, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, tengah menyaksikan pesawat perintis milik AMA, Selasa (13/12/2011). Pesawat-pesawat perintis membuka akses ke wilayah-wilayah pedalaman di Papua.

Hujan yang turun mulai Selasa malam hingga Rabu (6-7/8/2019) pagi berangsur-angsur reda. Namun, awan gelap masih menyelimuti langit Tanah Merah, Boven Digoel, Papua. Pilot pesawat Grand Caravan dengan kapasitas penumpang maksimal 12 orang, Scorpio Ogy Gagarin, tetap mencoba terbang menuju pedalaman Boven Digoel, persisnya ke Koroway Batu.

Kompas bersama sejumlah warga Koroway Batu berada dalam penerbangan tersebut.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan