logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊKelola Pariwisata Tangkuban...
Iklan

Kelola Pariwisata Tangkuban Parahu dengan Kewaspadaan Ilmiah

Pengelolaan Gunung Tangkuban Parahu harus mengedepankan kombinasi antara kewaspadaan secara ilmiah dan potensi pariwisata. Keamanan pengunjung harus menjadi aspek utama sehingga prosedur dan langkah ke depan harus dipikirkan sangat matang.

Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/6k0aWmC1R9XvaXuizLahlYQ2CdI=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2FIMG_6136_1564405260.jpg
KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA

Pedagang bersama petugas bekerja sama membersihkan kawasan parkir di Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat, Senin (29/7/2019). Akibat erupsi Kawah Ratu, Jumat (26/7/2019) sore, seluruh area wisata Gunung Tangkuban Parahu tertutup abu vulkanik. Seluruh area wisata akan dibersihkan dari abu vulkanik sebelum destinasi wisata tersebut dibuka untuk umum.

NGAMPRAH, KOMPAS β€” Pengelolaan Gunung Tangkuban Parahu harus mengedepankan kombinasi antara kewaspadaan secara ilmiah dan potensi pariwisata. Keamanan pengunjung harus menjadi aspek utama sehingga prosedur dan langkah ke depan harus dipikirkan sangat matang.

Hingga Senin (29/7/2019), tremor yang tercatat di Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu tidak menunjukkan peningkatan. Amplitudo tremor yang menjadi indikasi aktivitas pengeluaran energi gunung api masih sekitar 1,5 milimeter, seperti sehari sebelumnya. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil  dalam kunjungannya di kawasan sekitar kawah menyatakan, Gunung Tangkuban Parahu telah aman dikunjungi.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan