logo Kompas.id
UtamaIsu Mutu dan Keamanan Pangan...
Iklan

Isu Mutu dan Keamanan Pangan Rugikan Indonesia

Oleh
Brigitta Isworo Laksmi
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/mbecz1kfXkTZGjEYME7iS9yclw8=/1024x790/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20190729-Profesor-BALITBANG-PERTANIAN_1564400627.jpg
KOMPAS/BRIGITTA ISWORO LAKSMI

Berdiri dari kiri ke kanan, Kepala Balitbang Kementerian Pertanian Fadjry Djufry, profesor yang baru dikukuhkan yaitu Profesor Joni Munarso, Profesor Benny Rachman, dan Profesor Titiek Farianti Djafaar, dan Ketua Majelis Profesor Riset Kementerian Pertanian Profesor Tahlim Sudaryanto.

BOGOR, KOMPAS - Isu mutu dan keamanan pangan segar merugikan Indonesia karena daya saing yang rendah. Dominasi pangan impor di pasar domestik menjadi salah satu indikator rendahnya daya saing itu. Kini, sekitar 60-80 persen buah yang dijual di supermarket dalam negeri adalah produk impor.

“Impor sayuran per November 2018 juga cukup tinggi mencapai 732.715 ton, dengan nilai mencapai 602 juta dollar AS,” ujar Joni Munarso dalam orasi ilmiah yang bertajuk “Inovasi Teknologi Pascapanen untuk Peningkatan Mutu, Keamanan, dan Daya Saing Komiditas Pangan Segar”, Senin (29/7/2019). Orasi dibacakan pada acara Pengukuhan Profesor Riset yang diselenggarakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, di Bogor.

Editor:
Bagikan