logo Kompas.id
โ€บ
Utamaโ€บHindari Arad, Penangkapan...
Iklan

Hindari Arad, Penangkapan Rajungan Harus Berkelanjutan

Sejumlah nelayan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, masih menggunakan arad atau atau mini bottom trawl untuk menangkap rajungan. Padahal, cara itu tak mendukung konsep pengelolaan hasil laut yang berkelanjutan. Nelayan didorong menggunakan bubu lipat.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/mmdklRIKFAS7-bXT7c9vZ6PaeJc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2FRajungan-Betahwalang_1564397493.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Rajungan siap dihidangkan untuk dimakan bersama di sela-sela kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Desa Betahwalang, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (29/7/2019). Betahwalang selama ini dikenal sebagai sentra pengolahan rajungan di Jateng.

SEMARANG, KOMPAS โ€” Sejumlah nelayan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, masih menggunakan arad atau mini bottom trawl untuk menangkap rajungan. Padahal, cara itu tak mendukung konsep pengelolaan hasil laut berkelanjutan. Nelayan didorong menggunakan bubu lipat.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan hal itu di sela-sela kunjungan kerja di Desa Betahwalang, Bonang, Kabupaten Demak, Jateng, Senin (29/7/2019). Kontribusi rajungan di perairan Laut Jawa yakni 46,6 persen atau terbesar di Indonesia.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan