logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊSoal Defisit Migas, Mantan...
Iklan

Soal Defisit Migas, Mantan Menteri ESDM Minta Perhitungkan Investasi

Indonesia tengah mengalami defisit neraca perdagangan minyak dan gas bumi. Defisit ini sebenarnya dapat dikompensasi dari investasi di sektor minyak dan gas bumi.

Oleh
M Paschalia Judith J
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/wiVkFlomDHviyuxjXpQdamCeWQs=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2F69805566.jpg
KOMPAS/ADI SUCIPTO

Direktur Utama PT Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan (kanan) dan Kepala Divisi Eksplorasi Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Shinta Damayanti (kiri) meninjau menara pengeboran sumur eksplorasi Tambakboyo 2 di Blok Pangkah Gresik, Jawa Timur, Jumat (31/8/2018). Sumur yang kini dalam tahap uji kandung lapisan itu diharapkan menambah cadangan migas Indonesia.

JAKARTA, KOMPAS β€” Indonesia tengah mengalami defisit neraca perdagangan minyak dan gas bumi. Defisit ini sebenarnya dapat dikompensasi dari investasi di sektor minyak dan gas bumi.

”Defisit neraca migas (minyak dan gas bumi) itu hanya menggunakan perspektif pada ekspor migas dikurangi impor migas. Padahal, kalau dilihat investasi pada sektor migas, defisit tersebut terkompensasi pada neraca pembayaran,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2000-2009 sekaligus pendiri Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), Purnomo Yusgiantoro, dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (22/6/2019).

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan