logo Kompas.id
UtamaJakarta Tak Menarik Lagi
Iklan

Jakarta Tak Menarik Lagi

Oleh
Agus Hermawan
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UoOs3T2CYm_YKEQHvXlqW25BEUk=/1024x1024/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F12%2F464576_getattachmente13716a9-df3d-44aa-8938-a84df666bb77455961.jpg
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Antoni, polisi lalu lintas, memberikan pelatihan tata cara mengatur lalu lintas kepada "pak ogah" di Kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (22/8/2017). Ada sekitar 480 pak ogah yang didik agar mereka nantinya menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas atau supeltas.

Hanya mengandalkan telunjuk saja, di Jakarta orang bisa hidup. “Telunjuk gue tuh, sakti banget. Tinggal tunjuk dan ngacung saja, mau mobil atau sepeda motor semua nurut. Brenti atau jalan ikut  kata telunjuk gue,” kata  Pak Ogah di ujung sebuah perumahan, di selatan Jakarta.

Sebutan Pak Ogah atau Polisi Cepek itu lazim disematkan kepada mereka yang biasa “mengatur” keluar masuk kendaraan di sebuah perumahan atau di perputaran jalan (U-turn) di jalanan. Profesi Pak Ogah seperti itu lumayan untuk bisa bertahan hidup di Jakarta.

Editor:
agnesrita
Bagikan