logo Kompas.id
UtamaKawasan Ekosistem Esensial...
Iklan

Kawasan Ekosistem Esensial Atasi Konflik Satwa

Pagar listrik, pusat pendidikan gajah, hingga ekowisata dibangun mulai tahun ini dalam penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Jambi.

Oleh
IRMA TAMBUNAN
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/MMFvfT0xQIiTWgGv_o2XH4nzvnk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F71454589_1539614146.jpg
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN

Tiga gajah jinak dari Pusat Pelatihan Gajah Minas, Riau, didatangkan ke wilayah Muara Tabir, Kabupaten Tebo, Jambi, untuk menggiring gajah-gajah liar menuju habitat baru dalam proses translokasi gajah, Rabu (26/9/2018). Translokasi itu menjadi bagian penyelamatan gajah tersisa dari ancaman konflik dan kepunahan.

JAMBI, KOMPAS — Pagar listrik, pusat pendidikan gajah, hingga ekowisata dibangun mulai tahun ini dalam penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Jambi. Pembangunan yang merupakan bagian dari kawasan ekosistem esensial ini diharapkan mampu menanggulangi konflik berkepanjangan antara manusia dan gajah.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi Rahmad Saleh menjelaskan, langkah awal dimulai dengan pembangunan pagar listrik bertenaga surya dan kompleks edukasi serta pelatihan gajah sumatera. ”Seluruh rangkaian pembangunan ini melibatkan partisipasi masyarakat dan pemegang konsesi. Diharapkan hal ini dapat menyelesaikan konflik satwa dan manusia,” katanya, Jumat (24/5/2019).

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan