logo Kompas.id
UtamaSeni Menjadi Jembatan Atasi...
Iklan

Seni Menjadi Jembatan Atasi Perbedaan

Seni memiliki bahasa universal yang melampaui batas-batas bangsa, negara, ras, agama, dan suku. Potensi ini dikembangkan oleh sebagian seniman untuk tidak saja menawarkan hiburan, tapi juga menerabas berbagai perbedaan serta mendorong kehidupan dunia yang lebih damai.

Oleh
ILHAM KHOIRI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/wivSYnt35eI6_hgtv1r6MY-EFAk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F20190509iam-venesia2_1557583997.jpg
KOMPAS/ILHAM KHOIRI

”Mondo Cane”, instalasi karya Jos de Gruyter dan Harald Thys di Paviliun Belgia dalam pameran seni rupa internasional Venice Art Biennale di kawasan Giardini, Venesia, Italia, Kamis (9/5/2019).

VENESIA, KOMPAS — Seni memiliki bahasa universal yang melampaui batas-batas bangsa, negara, ras, agama, dan suku. Potensi ini dikembangkan oleh sebagian seniman untuk tidak saja menawarkan hiburan, tapi juga menjadikan seni sebagai jembatan yang menerabas berbagai perbedaan serta mendorong kehidupan dunia yang lebih damai.

Semangat itu terasa dalam pameran seni rupa internasional Venice Art Biennale 2019 yang digelar di Venesia, Italia, 11 Mei sampai 24 November 2019. Banyak seniman dari banyak negara turut serta memajang berbagai karya yang menarik. Semua itu dirangkum oleh kurator Ralp Rugoff, Direktur Hayward Gallery di London, dengan tema ”May You Live in Interesting Times”.

Editor:
Bagikan