logo Kompas.id
›
Utama›Petani Karet Kesulitan Modal
Iklan

Petani Karet Kesulitan Modal

Petani karet masih kesulitan modal. Akibatnya Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet (UPPB) yang dibangun untuk membantu mendongkrak harga karet petani belum berjalan optimal.

Oleh
RHAMA PURNA JATI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/BXjSOyK-6df84_aGr21-_xrldLM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F04%2F20190415RAM-Produk-Turunan-Karet-IISILO.jpg
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Kepala Balai Penelitian Sembawa Sinung Hendratno (kiri) dan Direktur Riset dan Pengembangan PT Riset Perkebunan Nusantara Gede Wibawa (Kanan) menunjukan lapisan ban vulkanisasi dan beberapa barang turunan karet di Kantor Balai Penelitian Sembawa, Senin (15/4/2019). Penyerapan karet untuk keperluan domsetik di Indonesia masih rendah, untuk itu diperlukan pembangunan indusrtri hilirisasi karet untuk meningkatkan penyerapan karet.

PALEMBANG,KOMPAS—Petani karet masih kesulitan modal. Akibatnya Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet (UPPB) yang dibangun untuk membantu mendongkrak harga karet petani belum berjalan optimal.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Sumatara Selatan (Sumsel) Rudi Arpian, Selasa (16/4/2019) di Palembang mengatakan, hingga kini, jumlah Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) di Sumsel mencapai 205 unit, atau sekitar 6 persen dari total hasil karet yang diproduksi. Jumlah ini sebenarnya meningkat dibanding tahun lalu yang hanya sekitar 177 unit. Namun ujar Rudi, jumlah ini belum sesuai dengan rata-rata produksi karet alam di Sumsel per tahun sekitar 1 juta ton.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan