logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊKaret Terpuruk, Nasi Petani...
Iklan

Karet Terpuruk, Nasi Petani Pun Tak Berlauk

Oleh
Nikson Sinaga
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/IG-nJG3SfdC0fkmivtAo0ebp-I4=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F20190113NSA03_1548173796.jpg
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Arnis Gulo (21), petani karet, memberikan nasi tanpa lauk-pauk kepada anaknya yang baru berusia satu tahun di Desa Lakhene, Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara, Minggu (13/1/2019). Perekonomian masyarakat di Kepulauan Nias, yang 80 persen adalah petani karet, kolaps akibat harga karet yang anjlok dalam beberapa tahun ini. Sebagian warga bahkan terkadang tak bisa membeli beras dan hanya makan pisang dan ubi.

Harga karet yang tidak juga merangkak naik terus menggerus perekonomian warga. Petani karet hidup seadanya, sebagian bahkan terpaksa merantau ke kota untuk mencari pekerjaan sebagai buruh. Petani lain menebang dan membakar tanaman karetnya untuk diganti komoditas lain. Adapun pabrik karet kembang kempis karena pasokan dari petani seret.

Kesusahan itu tergambar di sebuah rumah kayu di tengah kebun karet di Desa Lakhene, Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara, Minggu (13/1/2019). Mareko Gulo (55) dan keluarganya sedang makan nasi tanpa lauk-pauk. Cucunya yang baru berusia satu tahun bahkan hanya makan nasi yang disiram air hangat. Keluarga petani itu terpuruk karena harga karet yang anjlok.

Editor:
aufrida wismi
Bagikan