15 tahun BRT di Indonesia (11)
Merangkul Moda Lama, Kembangkan BRT
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F01%2F20190117_144912_1547722919.jpg)
Antrean penumpang Transjakarta di Blok M, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Integrasi antara BRT, seperti Transjakarta dan angkutan reguler seperti angkot, dan moda angkutan massal lain, seperti KRL, MRT, dan LRT, wajib dilakukan untuk mewujudkan layanan terintegrasi yang memudahkan pengguna.
Pengembangan sistem transportasi massal tidak hanya butuh infrastruktur fisik, tetapi juga perlu solusi untuk mengatasi problem sosial. Hampir di setiap daerah, termasuk Kota Semarang, problem muncul saat bus rapid transit atau BRT dianggap mengancam angkutan yang sudah ada. Pelibatan jadi solusi.
Kepala Badan Layanan Umum (BLU) UPTD Trans-Semarang Ade Bhakti Ariawan, Jumat (18/1/2019), mengatakan, persoalan sosial memang sempat muncul. Namun, pihaknya terus berupaya menggandeng angkutan lama (existing) dan memberi pemahaman serta melibatkan mereka dalam pengoperasian Trans-Semarang.