logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊTradisi Mayu, Mantra Damai...
Iklan

Tradisi Mayu, Mantra Damai Warga Tengger

Oleh
Dahlia Irawati
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/6fTRS4-M8qvqcIk6cD63RteMSnA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F01%2F74305133_1546525196.jpg
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI

Upacara adat Mayu di Tengger saat melantik Kepala Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (2/1/2019). Hidup bergotong royong terus dipelihara di Desa Ngadas.

Rabu (2/1/2019), Supriasih sibuk menata makanan untuk warga dan undangan. Sesekali ia menengok ke belakang, tempat para perempuan Tengger mengelilingi perapian menyiapkan rawon. Di halaman depan,  sesepuh, tuan rumah Mujianto dan keluarganya, serta undangan dan  perangkat desa mengikuti ritual adat Mayu.

Enam tahun lalu, Supriasih adalah seteru politik Mujianto yang pada hari itu kembali dilantik secara adat menjadi Kepala Desa Ngadas untuk kedua kalinya. Dua tahun terakhir, Supriasih menjadi perangkat Desa Ngadas yang dipimpin Mujianto. Desa itu ada di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Editor:
Bagikan