logo Kompas.id
›
Utama›Paradigma Peneliti Perlu...
Iklan

Paradigma Peneliti Perlu Berubah

Oleh
DEONISIA ARLINTA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EZkoocdbI0FPRAf2o5sIpUBlSZc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F10%2F20181026_210745_1540562898.jpg
KOMPAS/DEONISIA ARLINTA

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis PT Kalbe Farma Tbk Sie Djohan saat memaparkan presentasi dalam diskusi bertajuk "Hilirisasi Hasil Penelitian untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat." di Jakarta, Jumat (26/10/2018). Diskusi yang merupakan rangkaian program pendanaan penelitian Ristekdikti-Kalbe Science Awards (RKSA) 2018 ini diisi pula oleh pembicara lain, yakni Dwiko Gunawan, Direktur PT Serambi Botani Indonesia; Bondan Ardiningtyas, Direktur PT Swayasa Prakarsa; Laksana Tri Handoko, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; serta dimoderatori oleh Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas Tri Agung Kristanto.

Hilirisasi hasil riset kian dibutuhkan untuk menjawab masalah bangsa. Karena itu, paradigma peneliti perlu berubah dengan lebih terbuka terhadap kolaborasi dengan pihak lain.

JAKARTA, KOMPAS—Berbagai riset potensial dihasilkan banyak peneliti di Indonesia. Potensi sumber daya manusia, sumber ide, dan sumber dana riset pun terus meningkat. Namun, potensi yang besar tersebut belum berdampak pada hilirisasi riset. Untuk itu, paradigma peneliti perlu berubah agar hasil risetnya lebih sesuai kebutuhan masyarakat.

Editor:
Bagikan