HAK ASASI MANUSIA
Pembela HAM Perlu Terapkan Strategi Keamanan yang Dinamis
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F09%2F20180531WAK3.jpg)
Para keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang rutin menggelar Aksi Kamisan di seberang Istana Kepresidenan memasuki Istana Kepresidenan, Jakarta, untuk bertemu Presiden Joko Widodo, Kamis (31/5/2018). Sejak 2007 menggelar Aksi Kamisan di seberang Istana Kepresidenan, ini menjadi pertemuan perdana antara peserta Aksi Kamisan dengan Presiden Joko Widodo.
JAKARTA, KOMPAS โ Para pembela hak asasi manusia (HAM) perlu menerapkan strategi keamanan yang dinamis dan menyeluruh dalam pekerjaan sehari-hari mereka. Hal ini dilakukan karena pembela HAM seringkali menghadapi gangguan, penahanan, penolakan, ancaman, hingga siksaan oleh sejumlah oknum.
Kasus pembunuhan yang menimpa para pembela HAM masih tinggi. Lembaga pelanggaran HAM Global Witness mencatat, sejak 2002 hingga 2014, terdapat 911 kasus pembunuhan dan penghilangan paksa para pembela tanah dan lingkungan yang terjadi di dunia.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 0 dengan judul "Pembela HAM Perlu Terapkan Strategi Keamanan yang Dinamis".
Baca Epaper Kompas