logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊLomba Burung Berkicau Ibarat...
Iklan

Lomba Burung Berkicau Ibarat Pedang Bermata Dua

Oleh
Satrio Pangarso Wisanggeni
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/_B90wlzIscEb3cJXGvci-wJkwyw=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F08%2F69413232.jpg
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera memperlihatkan burung murai daun di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (24/8/2018). Petugas menyita 55 burung dari tiga pelaku perburuan liar di Taman Nasional Gunung Leuser yang sebagian di antaranya baru ditetapkan oleh pemerintah sebagai satwa dilindungi.

Industri lomba burung berkicau dan minat masyarakat terhadap burung-burung eksotis diyakini ikut berkontribusi pada berkurangnya populasi burung di habitat liarnya. Namun, industri ini juga mendorong konservasi ex situ dalam bentuk penangkaran dan budidaya yang dapat menyelamatkan spesies yang telah punah di alam liar akibat kerusakan alam. Keseimbangan antara populasi di alam liar dan permintaan masyarakat perlu diciptakan.

Ria Saryanthi, Head of Communication & Institutional Development Burung Indonesia, Sabtu (25/8/2018) siang, di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, mengatakan, burung-burung eksotis, seperti cenderawasih, nuri, dan kakatua, masih diminati karena dianggap sebagai penanda prestise dan status sosial. Permintaan tinggi juga terjadi pada burung-burung pengicau, seperti cucakrawa dan murai batu.

Editor:
Bagikan