logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊSiaran Berita Perbatasan dan...
Iklan

Siaran Berita Perbatasan dan Kedaulatan Bangsa

Oleh
Iwan Santosa
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/D_1oDZMQOfXnUyZsGHIa1_FOZqA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F08%2FWhatsApp-Image-2018-08-03-at-00.00.55.jpeg
KOMPAS/IWAN SANTOSA

Senja di Natuna. Kehadiran negara lewat siaran berita di perbatasan sangat diperlukan bagi warga di kepulauan terluar Indonesia.

Menyusuri perbatasan Indonesia sejak 2002 hingga kini, berbagai perbaikan terus dilakukan, termasuk menghadirkan kedaulatan bangsa Indonesia melalui berbagai siaran berita di sempadan dan ujung-ujung negeri dari Aceh, Papua, Nunukan, Atambua, hingga Kepulauan Natuna yang berbatasan dengan daerah sengketa China dengan Vietnam, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan kepentingan Amerika Serikat serta sekutunya di Laut Natuna Utara.

Siaran radio dan berbagai tayangan televisi, seperti TV3 Malaysia dan kelompok radio Radio Televisyen Malaysia (RTM) pada 1970-an dan 1990-an masih menjadi informasi sehari-hari warga Pulau Tujuh (istilah masyarakat setempat bagi Kepulauan Natuna dan Anambas). Wan Suhardi, aktivis penyiaran dan perintis RRI Natuna, mengatakan, siaran nasional pertama dilakukan pada Juni 1997 di Natuna dengan keberadaan Radio Republik Indonesia.

Editor:
Bagikan