logo Kompas.id
UtamaTradisi Menulis Lontar untuk...
Iklan

Tradisi Menulis Lontar untuk Merawat Sejarah dan Mengolah Rasa

Oleh
Nino Citra Anugrahanto
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/nsV1j8RGTCd6r1ahuET3X6CQlC0=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2F20180515_LONTAR_B_web.jpg
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Mahasiswi asal Bali, Ari (19), sedang menulis aksara Bali di daun lontar. Dia menunjukkan cara penulisan tersebut  dalam acara Membaca Lontar Kuno yang digelar di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, Selasa (15/5/2018).

YOGYAKARTA, KOMPAS—Tradisi lontar dapat merawat ingatan bangsa terhadap sejarah dan peradaban. Berbagai macam pengetahuan dan kearifan lokal yang tertulis dalam naskah lontar berguna bagi bangsa agar menjadi lebih baik. Olah rasa turut terjadi dalam tradisi tersebut karena kesabaran menjadi hal penting.

Paksi Raras Alit, pegiat sastra Jawa, mengatakan, tradisi lontar itu merupakan suatu hal yang penting karena itu menjadi catatan peradaban yang dialami oleh suatu masyarakat. “Dengan membaca lontar, kita bisa membaca masa kini dari masa lalu. Semua peradaban kita yang ada sekarang itu bermula dari apa yang tertulis di media masa lalu,” kata Paksi, seusai acara berjudul “Membaca Lontar Kuno”, di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, Selasa (15/5/2018).

Editor:
Bagikan