logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPawai Ogoh-ogoh dan...
Iklan

Pawai Ogoh-ogoh dan Harmonisnya Hubungan Tiga Agama di Desa Balun

Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/uMAFTya3MBiVUvEti-WWYzpSJE0=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F03%2F20180317aci1.jpg
KOMPAS/ADI SUCIPTO K

Umat Hindu di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Jumat (16/3) sekitar pukul 15.30, mengarak ogoh-ogoh berkeliling desa.

Pawai ogoh-ogoh di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, kini bukan jadi bagian ritual umat Hindu semata. Tradisi tahunan itu menjadi magnet bagi ribuan warga Lamongan dan lainnya untuk menyaksikan langsung. Pawai itu menjadi destinasi wisata baru.

Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat Hindu di Desa Balun. Seusai sembahyang di Pura Swetta Maha Suci, mereka mengarak ogoh-ogoh keliling kampung. Jumat (16/3) sekitar pukul 15.30, delapan ogoh-ogoh, patung buta kala, simbol angkara murka, kejahatan, dan watak buruk manusia itu, mulai dikirab mengelilingi jalan-jalan di sudut kampung dengan dikawal mobil patroli polisi.

Editor:
Bagikan