logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊEtnisitas dan Politik...
Iklan

Etnisitas dan Politik Kekerabatan Sulawesi Tenggara

Oleh
SUWARDIMAN/LITBANG KOMPAS
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/83XE4QPPyYKtYmkteddCuPDTZEQ=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F09%2F473570_getattachmentadeca6b6-044a-4bb3-baaf-e3d031a6fc7d464955.jpg
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Warga bergotong-royong mendorong perahu milik salah satu warga yang telah selesai dibuat di Desa Jaya Makmur, Kecamatan Binongko, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Rabu (27/9). Tradisi gotong royong membantu sesama masih kental dipegang dan dilestarikan masyarakat di daerah ini.Kompas/Heru Sri Kumoro (KUM)27-09-2017

Politik identitas dan politik kekerabatan menjadi ciri yang kerap mewarnai setiap kontestasi politik yang berlangsung di Sulawesi Tenggara. Kuatnya peran ketokohan dalam kultur politik di sana, membuat setiap perubahan afiliasi politik elite daerah berdampak pula terhadap pergeseran dinamika politik di wilayah semenanjung tenggara Sulawesi ini.

Sejarah perpolitikan daerah Sulawesi Tenggara tak pernah luput dari politik identitas. Etnisitas senantiasa menjadi variabel yang cukup menentukan dalam setiap kontestasi politik di wilayah tersebut. Setidaknya ada empat etnis utama yang mendominasi kelompok masyarakat Sulawesi Tenggara, yaitu etnis Buton, Muna, Tolaki, dan Bugis.

Editor:
Bagikan