SOSOK
Hermina Mawa, Ketangguhan Perempuan Adat Nagekeo
Herimna simbol perjuangan perempuan adat. Tangguh dan terus maju, bahkan ketika banyak laki-laki memilih menyerah.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F08%2F26%2F4c052c75-a752-466b-a652-bce534cda2ec_jpg.jpg)
Hermina Mawa (50), sosok perempuan adat dari Nagekeo, Flores, NTT.
Selasa (20/8/2024), Hermina Mawa (50) tiba di puncak Bukit Boadona. Ia menyapu pandangan, melihat hamparan padang rumput hijau, pepohonan, dan rumah penduduk yang sebentar lagi digusur ekskavator. Air matanya tiba-tiba menetes, tak sanggup mengucapkan salam perpisahan pada tanah leluhur yang telah menghidupi keturunan mereka selama berabad-abad.
”Seperti kehabisan daya. Sudah sekuat tenaga kami berjuang mempertahankan tanah ini, tetapi apalah daya kami di hadapan kekuasaan yang begitu besar,” katanya. Ia perempuan adat dari Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 16 dengan judul "Hermina Mawa, Ketangguhan Perempuan Adat Nagekeo".
Baca Epaper Kompas